BIMBINGAN TEKNIS TENAGA BIDANG TRADISI BIDANG PEWARNAAN ALAM OLEH KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA DI SMKN 2 GEDANGSARI

Batik mungkin sudah tidak asing lagi bagi orang Indonesia karena batik merupakan warisan budaya nusantara yang sangat unik dan wajib untuk dilestarikan. Keunikannya dapat diambil dari seni batik yang tergambarkan dalam setiap motif dan warnanya yang mempunyai makna tersendiri. UNESCO memberi pengakuan pada batik sebagai salah satu warisan budaya Indonesia di Abu Dabi, 2 Oktober 2009, kebanggaan masyarakat Indonesia telah meledak. Akhirnya diikuti oleh ledakan industri batik, yang mengalami kemajuan sangat pesat dan belum pernah mengalami sebelumnya di Indonesia sejarah batik Indonesia (Steelyana, 2012). Batik di Indonesia merupakan salah satu warisan budaya yang senantiasa harus kita jaga dan dilestarikan. Batik pun telah lama dikenal bahkan ketika zaman prasejarah hingga saat ini. Soesanto (2004 : 33) memperjelas bahwa masih banyak kesimpangsiuran dalam menentukan asal mula batik di Indonesia. Menurut analisis beberapa ahli asal-usul batik di Indonesia berasal dari India, Cina, Bangkok, Persi maupun Turkestan Timur. Sejarah batik di Indonesia belum diketahui secara jelas asal mulanya, namun hingga saat ini batik masih digunakan bahkan dari semua kalangan dan batik pun menjadi warisan unik di Indonesia yang perlu dilestarikan daaan di kembangkan. 8 Batik tanah liat adalah jenis batik yang sangat unik karena menggunakan pewarna dengan tanah liat. Saat ini batik tanah liat adalah barang yang sangat langka karena sangat sulit ditemukan. Menurut Hanim (2008) batik tanah liat adalah batik khas Minangkabau yang motifnya dibuat dari pewarna berbahan tanah liat. Tidak ada catatan sejarah sejak kapan kerajinan batik tanah liat muncul di Sumatra Barat. Tetapi diyakini telah dikenal masyarakat Minang sejak abad ke 16 dan digunakan sebagai kain adat. Diduga batik ini muncul dari pengaruh kebudayaan Cina dan hanya dibuat beberapa orang perajin seperti di Tanah Datar.

Batik sudah menjadi ikon Yogyakarta dan mendasari setiap pergerakan industri khususnya industri kreatif yang berkembang di Yogyakarta. Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui Direktorat Pembinaan Lembaga dan Kebudayaan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Tenaga Bidang Tradisi Bidang Pewarnaan Alam  pada Kain Batik dan Kayu dengan menghadirkan narasumber dari Batik Taman Lumbini, Rupa Rupa Batik dan Batik Styagung dengan peserta dari Siswa siswa dari SMKN 2 Gedangsari, SMKN 1 Gedangsari, SMKN 1 Ngawen, dan UMKM batik Gedangsari di sekitar lingkungan SMKN 2 Gedangsari yang berjumlah 75 orang.

Pelatihan batik ini dilaksanakan mulai tanggal 22-25 November 2021 di Gedung Tata Busana SMKN 2 Gedangsari, acara Pembukaan dibuka langsung oleh Ibu Bupati Gunungkidul, Perwakilan dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Balai Dikmen Kabupaten Gunungkidul, dan Kepala SMKN 2 Gedangsari. Kegiatan Bimbingan Teknis Tenaga Bidang Tradisi Bidang Pewarnaan Alam  pada Kain Batik dan Kayu.

Kegiatan ini meliputi membuat motif batik pada kain kacu persegi, scraff, dan pashmina serta pada media kayu yang dibatik, yang masing masing diwarnai dengan 9 warna alam tanah yang berasal dari daerah Melikan Klaten, daerah tersebut merupakan daerah terdekat yang merupakan perbatasan  dengan Kecamatan Gedangsari, batik yang dihasilkan sangat variatif dengan hasil berbagai warna , diantaranya adalah    LEMAH IJEN (Pewarna tanah – fiksasi tawas),   LEMAH ABRID (Pewarna tanah – fiksasi tawas- nutup – pewarna sogan – fiksasi kapur),  LEMAH KEBON(Pewarna tanah – fiksasi tawas- nutup– pewarna sogan – fiksasi tunjung ), LEMAH AYU (Pewarna tanah – fiksasi tawas- mbironi – pewarna jolawe – fiksasi tawas  ), LEMAH IRENG(Pewarna tanah – fiksasi tawas- mbironi – pewarna jolawe – fiksasi tunjung ), LEMAH SOGA Pewarna tanah – fiksasi tawas – nutup- pewarna sogan – fiksasi tawas),  LEMAH TELON (Pewarna tanah – fiksasi tawas- mbironi – pewarna soga – fiksasi kapur – mbironi – pewarna soga – fiksasi tunjung ), LEMAH SELO (Pewarna Sogan Tunjung – Lorot – rining – lemah tawas ).  LEMAH TELES(Pewarna jolawe gamal – fiksasi tunjung – lorod – mbironi – pewarna tanah – fiksasi tawas ).

Proses pembuatan ekstraksi zat warna alam tanah adalah sebagai berikut :

  1. Tanah diuli/digiling sampai lembut
  2. Direndam ke dalam air selama 5 hari dengan perbandingan 1:1
  3. Disaring dengan kain screen
  4. Rendam lagi hasil saringan tanah tersebut 1-3 hari
  5. Pasta dari hasil endapan tersebut siap untuk digunakan
  6. Untuk penggunaannya kita bisa tambahkan air dengan variasi perbandingan 1:1, 1:2, 1:3. Hal tersebut kita sesuaikan dengan kebutuhan warna yang akan kita hasilkan.

Peserta Bimtek dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing masing kelompok mengerjakan dengan teknik pewarnaan yang sama namun motif yang berbeda, sehingga dihasilkan karya yang bervariatif. Tanah liat merah dapat digunakan sebagai pewarna alam untuk kain mori dengan arah warna berkisar antara latte, sepia, biscotti, honey, fire dan gold. Perbedaan arah warna antara yang menggunakan mordan tidak terlalu terlihat, begitu juga dengan ketuaan warna namun warna yang paling tua dihasilkan pada tanah liat dengan konsentrasi 500gr/l mordan tohor. Semakin tinggi konsentrasi tanah liat, maka semakin tua pula warna yang dihasilkan.

Harapan dari kegiatan ini adalah dengan adanya pelatihan ini dapat memberikan wawasan tentang zat warna alam mineral tanah yang ramah lingkungan, bahan warna/ zat warna alam mineral tanah diperoleh dilingkungan sekitar Gedangsari dan Klaten yaitu di Melikan, bernilai jual tinggi dan menjadi pelopor batik warna alam tanah di Yogyakarta sehingga dapat menambah kesejahteraan di Wilayah Gedangsari dan sekitarnya.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top