Gedangsari – Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Kegiatan membatik sendiri telah dilakukan turun temurun dari nenek moyang terutama di wilayah Gedangsari. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika SMKN 2 Gedangsari mempunyai ciri khas sebagai SMK batik.
Sebagai upaya pelesatarian batik yang dimulai dari tingkat pelajar, SMKN 2 Gedangsari mengadakan Pelatihan Batik untuk Kelas X Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif dan Jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga dengan mendatangkan Narasumber Ekternal dan Internal dari Uniqe Batik dan Guru Batik. Pelaksanaan pelatihan batik ini di lakukan pada tanggal 20 dan 25 September 2019 di Gedung Tata Busana SMKN 2 Gedangsari yang diikuti oleh 50 siswa.
Dalam rangka melestarikan budaya membatik, pelajaran membatik telah dimasukkan sebagai salah satu muatan lokal untuk jurusan Tata Busana. Namun untuk kedua jurusan yang lain, yakni Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) dan Akuntansi dan Keuangan Lembaga (AKL) muatan lokal ini tidak dipelajari. Dalam rangka menguri-uri budaya membatik bagi jurusan TKRO dan AKL, maka SMKN 2 Gedangsari menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Membatik. Sehingga meskipun tidak mendapatkan pelajaran membatik di dalam kelas, mereka tetap dapat ilmu membatik melalui kegiatan pelatihan. Pelatihan ini difasilitasi dengan dana APBD pada tahun anggaran 2019.
Pelatihan membatik kali ini diselenggarakan bekerja sama dengan salah satu praktisi membatik yakni Unik Batik dari Desa Jarum. Narasumber yang mengisi kegiatan ini yakni saudara Joni Setiawan dan Slamet Riyanta sedangkan instrukturnya Ibu Dra. Kusnanti dan Ibu Suparyanti, S.Pd. Adapun peserta pelatihan membatik kali ini berjumlah 50 anak. Peserta didik yang mrengikuti kegiatan ini diberi pelatihan mulai dari mendesain gambar batik yang diinginkan sampai dengan packing kemasan hasil produk. Pada pelatihan kali ini peserta baru belajar membuat taplak meja batik, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu pelatihan. Dalam kesempatan ini telah dihasilkan 16 taplak batik yang beraneka ragam motifnya.
Peserta didik dari kedua jurusan secara tidak langsung telah membuat motif-motif baru yang sangat inspiratif. Sebagai contoh motif baut, gir atau kunci dari jurusan TKRO. Kemudian motif dollar dari jurusan AKL.
Mardiyanti, S.Pd selaku Panitia Pelatihan Batik menyampaikan Batik merupakan ciri khas dari sekolah kita SMKN 2 Gedangsari. Pelajaran membatik sendiri telah masuk dalam muatan lokal untuk jurusan Tata Busana. Dalam rangka memberikan pengetahuan membatik untuk jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga serta Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, maka dari pihak sekolah memfasilitasi pelatihan membatik untuk kedua jurusan. Sehingga meskipun anak tidak memperoleh pelajaran membatik di kelas, namun mereka telah mengalami pelatihan membatik di luar kelas. Pada tahun ini sesuai dengan Anggaran di APBD, baru 50 anak yang diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan membatik. Harapan saya pelatihan ini dikelola dengan maksimal sehingga juga menghasilkan produk yang maksimal juga. Ujarnya
Dalam sambutannya Luckmy Lastin, S.Pd selaku Waka Humas SMKN 2 Gedangsari menyampaikan pentingnya melestarikan batik sebagai kekayaan budaya Indonesia, harapannya dengan adanya pelatihan ini dapat memberikan bekal dan pengalaman kepada peserta didik untuk mengembangkan batik yang nantinya dapat menjadi wirausaha di bidang batik, ujarnya.
Suparyanti,S.Pd selaku narasumber internal menyampaikan batik telah mendapatkan ketetapan dari UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita ikut berbangga karena warisan budaya leluhur bangsa Indonesia sudah diakui oleh dunia internasional. Tentunya, warisan budaya batik ini perlu kita lestarikan dan ilmu membatik perlu kita tularkan pada generasi muda kita.”Saya Berharap warisan budaya membatik dapat lestari, maka di sekolah-sekolah di untuk dapat diadakan kegiatan pelatihan membatik. Ini sebagai upaya untuk meningkatkan kecintaan terhadap produk batik, melestarikan ilmu membatik, serta memasyarakatkan batik sebagai kekayaan budaya bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan,” tuturnya.
Kegiatan pelatihan membatik ini meliputi Teori membatik dan Praktik membatik dengan membuat Taplak Meja batik yang dibuat dengan Teknik Batik Cap dan Batik Tulis, Selama kegiatan ini berlangsung siswa siswi sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini seperti yang disampaikan oleh Egy dari Jurusan Teknik Kendaraan Ringan mengatakan “Kegiatan membatik ini sangat menyenangkan, saya dapat membuat batik dengan motif yang saya ambil dari alat alat teknik otomotif seperti Kunci Inggris, Gear, dan Rantai yang saya buat motif batik” ujarnya. Harapannya dengan adanya pelatihan batik ini dapat memberikan rasa cinta dan rasa upaya dalam melestarikan batik pada diri siswa, karena batik merupakan warisan budaya yang harus dijaga. (Yanti).